Langsung ke konten utama

Mengurai ANTRIAN PASIEN


Lahirnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak sekedar memberikan jaminan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat, tetapi juga membuat rumah sakit yang menjadi provider BPJS Kesehatan semakin bertumbuh.

Direktur Utama RS Pelni, Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K) tidak menampik, pada saat mulai menerima pasien BPJS Kesehatan, RS Pelni sempat kewalahan menerima pasien yang membludak. Bahkan ketika itu, proses administrasi untuk satu pasien saja bisa memakan waktu hingga satu jam.

"Untuk mempercepat proses registrasi, kemampuan SDM-nya kita tingkatkan. Kita juga memakai sistem antrean dan tentunya didukung oleh IT atau e-Medical Record. Para manajer rumah sakit pun harus turun langsung ke lapangan untuk memastikan proses antrean berjalan lancar. Dengan begitu, layanan registrasi untuk satu pasien saat ini bisa ditangani dalam waktu 3-5 menit saja," katanya.

RS Pelni saat ini menyediakan 21 titik khusus bagi pasien BPJS Kesehatan untuk melakukan proses registrasi, sehingga layanan tersebut bisa diberikan secepat mungkin. "Kita juga meminta kepada para dokter untuk memulai pelayanan di Poliklinik dari jam 7 pagi. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan banyak efisiensi. Kalau proses ini berjalan dengan lancar, maka jumlah pasien yang banyak tersebut bisa terlayani dengan baik," ujarnya.

Untuk pasien rawat jalan, kata Fathema, 60 persennya merupakan pasien BPJS Kesehatan. Sedangkan untuk pasien rawat inap, 80 persennya adalah pasien BPJS Kesehatan. Di Poliklinik RS Pelni, sedikitnya ada 1.500 kegiatan yang dilakukan per harinya.

"Konsep prospective payment system (sekarang) kalau dibandingkan dengan Fee-for-service (sebelum JKN berlaku) memang sangat berbeda. Dalam sistem ini, kita tidak bisa melihat pasien dari kasus per kasus, dan tidak boleh menolak pasien. Jadi tidak perlu melihat coding lagi, yang dilihat adalah total cost dari rumah sakit. Layanan kepada pasien juga harus diberikan secara penuh, sehingga pasien tidak perlu lagi membayar biaya tambahan ke rumah sakit," katanya.

Untuk melayani peserta BPJS Kesehatan, RS Pelni telah menambah jumlah tempat tidur dari 312 menjadi 373 tempat tidur. Pada bulan Oktober 2015, jumlah tersebut juga kembali ditingkatkan menjadi 489 tempat tidur.

Selain itu, ruang operasi melayani sampai 40 pasien per hari. Untuk menanganinya, rumah sakit juga telah menambah tenaga dokter anastesi dan perawat sehingga pasien tidak mengalami keterlambatan operasi, dan persiapannya juga berjalan dengan lebih baik.

Selain itu, RS Pelni kini juga memiliki teknologi mutakhir untuk perujuk diagnostik dan terapi, di antaranya adalah ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotripsy) untuk terapi batu ginjal tanpa operasi, MSCT (Multislice CT Scan), MRI (Magnetic Resonance Imaging), hingga Endoscopy untuk terapi minimal invasive.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbaikan PELAYANAN RS berbasis LEAN MANAGEMENT

Setelah melewati tahun pertama implementasi INACBG di Indonesia, praktisi rumah sakit banyak sekali mendapat pelajaran berdasarkan pengalaman (learning by doing).  Dalam proses belajar yang terjadi secara massal dan pararel pada seluruh stake holder pelayanan kesehatan di Indonesia tersebut ada yang membawa organisasinya melalui tahun 2014 dengan gemilang, namun tidak sedikit pula yang mengalami kesulitan.  Terutama dikaitkan dengan adaptasi terhadap prospective payment system . Niat baik para praktisi rumah sakit di Indonesia untuk berkontribusi dalam program JKN, tidak semua berbuah manis. Banyak sekali aturan perundangan yang mengamanatkan konsep kendali mutu kendali biaya dalam pelayanan kesehatan,baik yang dikemukakan eksplisit maupun implisit. Dari UUD 1945, UU 39 th 1999 tentang Hak asasi manusia, UU no. 40 th 2004 tentang SJSN, UU no. 24 th 2011 tentang BPJS, PP 101 th 2012 tentang PBI, PP 86 th 2013 tentang Kepesertaan tenaga kerja, Perpres 111 th 2013...

RS. PELNI: Succes STORY di era JKN

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dengan Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Bambang Supriyatno meninjau salah satu fasilitas kesehatan swasta yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, yaitu Rumah Sakit (RS) Pelni Jakarta. Peninjauan yang dilakukan dengan kegiatan kunjungan atau spotcheck ini bertujuan memastikan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan. Direktur Utama RS Pelni Fathema Djan Rachmat mengungkapkan bahwa program JKN-KIS tidak hanya memberikan jaminan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat, tetapi turut membuat RS Pelni tumbuh dengan baik. Hal ini dibuktikan dari peningkatan fasilitas layanan kesehatan dengan penambahan berbagai teknologi terkini. Misalnya sistem pembayaran pelayanan kesehatan casemix yang mempercepat pelayanan pasien, anjungan daftar mandiri demi memperlancar proses registrasi dan administrasi dengan waktu hanya 1-2 menit, dan bed management untuk saran...

BERBAGI dengan INDUSTRI LAIN

Pada 9  nopember 2017 bertempat di INDOFOOD rs. Pelni sharing tentang upaya perbaikan berkelanjutan kepada 60 pegawai grup indofood. Acara ini merupakan upaya indofood menggali pengalaman industri lain dalam melakukan perbaikan berkelanjutan, dimana hal ini diharapkan menjadi inspirasi bagi staf indofood untuk lebih giat lagi melakukan improving di area kerjanya. Acara ini berbarengan dengan diselenggarakannya lomba ide perbaikan bagi anak anak perusahaan indofood yang diikuti oleh seluruh anak perusahaan.