Langsung ke konten utama

BERBENAH menjadi yang TERDEPAN

Kartini pasti tersenyum bangga melihat wanita Indonesia. Saat ini banyak sekali bermunculan pemimpin-pemimpin perempuan di berbagai bidang dengan ciri tersendiri.

Diantara ratusan nama ada nama Fathema Djan Rachmat, perempuan Indonesia yang berprofesi sebagai dokter menjabat sebagai orang nomor satu di Rumah Sakit Pelni.

Sebuah rumah sakit di bawah naungan P T Pelayaran Indone - sia (Persero) yang peletakan batu pertama dilakukan pada medio 1914 diatas lahan seluas 30.000 m2 dan diresmikan pada 21 April 1918 yang dulu disebut KPM Hospital.

Perempuan kelahiran Palembang, 10 Januari 1964 ini menakhodai Rumah Sakit Pelni sejak tahun 2014. “Menjadi pemimpin itu tidak ha - nya memimpin sebuah organisasi tapi lebih dalam lagi adalah mem - bangun manusia,” ungkap dr. Fath biasa dia disapa. Ia tidak hanya me - lihat karyawan yang menjadi bawahannya dalam organiasi tapi juga melihat keluarga yang bergantung kepada karyawan tersebut.

“Saya melihat take home pay yang diterima karyawan, bagaimana mereka membangun keluarga, artinya saya juga harus melakukan investasi buat keluarga karyawan yang menjadi bagian membangun Indonesia melalui organisasi.

Coba bayangkan kalau karyawan ada 1.200, itu tanggung jawab seorang pemimpin,” terangnya. Jika setiap pemimpin itu membangun people-nya dengan baik, maka Indonesia akan punya sumber daya manusia yang andal, budaya yang baik serta mampu mendeliver nilai-nilai yang baik.

dr. Fath masih mengeluhkan belum terwakilinya pemimpin perempuan di Indonesia. Masih banyak hambatan bagi perempuan untuk berkarir dalam bidang laki-laki. Masih ada underestimate kepada perempuan karena perempuan itu harus bertanggung jawab kepada keluarga. Sehingga perempuan dianggap tidak mampu. Padahal masalah ini tergantung bagaimana perempuan tersebut mengatur waktu, bukan soal kuantitas waktu tapi bagaimana perempuan membangun keluarganya dengan waktu yang berkualitas. “Ini yang penting.

Seharusnya perempuan diberi kesempatan yang lebih besar untuk memimpin suatu organisasi,” ungkapnya. Bicara soal kemampuan perempuan tidak kalah, bahkan menurut dr. Fath wanita itu lebih detil dan peduli serta melihat banyak wisdom dalam memutuskan sesuatu. Perempuan banyak mewakili dimensi nilai-nilai sehingga bisa menjadi role model yang lengkap.

“Saat ini perempuan yang menjadi pemimpin mungkin masih dikisaran 40:60 dibandingkan dengan pria. Harusnya bisa sama bahkan bisa jadi berapa tahun kedepan angkanya bisa terbalik 60:40. Harapan saya perempuan jauh lebih besar. Saat ini yang mau mengerjakan sesuatu yang sulit dan melakukan sesuatu yang baru adalah perempuan,” paparnya.

Selain itu, menurut Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, perempuan tidak neko-neko terhadap tugas dan tanggung jawab sehingga tidak bisa kompromi dengan integritas. “Saya pribadi ketika berhadapan dengan kondisi di luar kenyamanan memilih melewatkan kesempatan itu. Saya salut dengan wanita yang bisa melewati kondisi yang kurang kondusif. Perempuan itu apa adanya, perempuan itu melambangkan nilai-nilai,” lanjut dr. Fath.

Perempuan yang telah berpengalaman lebih 34 tahun di industri rumah sakit ini sangat yakin, bahwa dengan kejujuran mampu mencapai performance yang baik, kita mampu untuk menciptakan peluang, mampu grow dan mengembangkan organisasi dengan baik. “Tidak perlu curang, atau disintegraitas untuk bisa survive dan berkembang melalui inovasi. Menang inovasi tidak cukup dengan hanya baik saja, tapi harus melampai tujuan standar. Sesuatu yang baru, sesutu hal yang kita belum pernah sampai disitu, bukan yang biasa-biasa,” jelas dr. Fath.

Sehingga ini bisa menjadi pengalaman bagi pepimpin dan pelajaran bagi karyawan bagaimana sukses tetap berintegritas. Dalam berkarir istri dari dokter bedah thorax dan kardivo skuler Jusuf Rachmat ini selalu memegang teguh pesan sang ayah kepada dirinya. “Selalu bermanfaat bagi orang lain.

Karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain,” kata dr. Fath menirukan pesan Sang Ayah. selama kurang lebih 3 tahun di Rumah Sakit Pelni merombak agar bisa memberikan manfaat lebih besar pada semua pihak.

Salah satu prestasinya adalah mampu memperbaiki performa keuangan Rumah Sakit Pelni dari negatif menjadi positif dalam tahun pertama. Peningkatan efisiensi dari operating cost sebesar 7 persen (2014 dibanding 2013) menjadi 19 persen (2015 dibanding 2014). dr. Fath juga melengkapi fasilitas alat kedokteran dan perbaikan infrastruktur untukmeningkatkan kapasitas layanan di Rumah Sakit Pelni.

“Rumah Sakit Pelni di bawah BUMN harus memiliki fungsi untuk melayani masyararakat. Harapan saya dengan pengembangan yang sudah kita lakukan bisa menjadi trend setter rumah sakit lain dan kita mampu bersaing tidak hanya di level Nasional tapi juga diperhitungkan di tingkat Asia,” tekadnya penuh keyakinan. 

Berkaitan dengan peringatan hari Kartini dia berharap perempuan Indonesia bisa memperjuangkan hak-haknya menjawab tantangan internal dan ekternal organisasi sehingga bisa maju. “Selain memimpin perusahaan perempuan Indonesia juga membangun keluarga dan juga bangsa,” pungkasnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbaikan PELAYANAN RS berbasis LEAN MANAGEMENT

Setelah melewati tahun pertama implementasi INACBG di Indonesia, praktisi rumah sakit banyak sekali mendapat pelajaran berdasarkan pengalaman (learning by doing).  Dalam proses belajar yang terjadi secara massal dan pararel pada seluruh stake holder pelayanan kesehatan di Indonesia tersebut ada yang membawa organisasinya melalui tahun 2014 dengan gemilang, namun tidak sedikit pula yang mengalami kesulitan.  Terutama dikaitkan dengan adaptasi terhadap prospective payment system . Niat baik para praktisi rumah sakit di Indonesia untuk berkontribusi dalam program JKN, tidak semua berbuah manis. Banyak sekali aturan perundangan yang mengamanatkan konsep kendali mutu kendali biaya dalam pelayanan kesehatan,baik yang dikemukakan eksplisit maupun implisit. Dari UUD 1945, UU 39 th 1999 tentang Hak asasi manusia, UU no. 40 th 2004 tentang SJSN, UU no. 24 th 2011 tentang BPJS, PP 101 th 2012 tentang PBI, PP 86 th 2013 tentang Kepesertaan tenaga kerja, Perpres 111 th 2013...

RS. PELNI: Succes STORY di era JKN

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dengan Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Bambang Supriyatno meninjau salah satu fasilitas kesehatan swasta yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, yaitu Rumah Sakit (RS) Pelni Jakarta. Peninjauan yang dilakukan dengan kegiatan kunjungan atau spotcheck ini bertujuan memastikan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan. Direktur Utama RS Pelni Fathema Djan Rachmat mengungkapkan bahwa program JKN-KIS tidak hanya memberikan jaminan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat, tetapi turut membuat RS Pelni tumbuh dengan baik. Hal ini dibuktikan dari peningkatan fasilitas layanan kesehatan dengan penambahan berbagai teknologi terkini. Misalnya sistem pembayaran pelayanan kesehatan casemix yang mempercepat pelayanan pasien, anjungan daftar mandiri demi memperlancar proses registrasi dan administrasi dengan waktu hanya 1-2 menit, dan bed management untuk saran...

BERBAGI dengan INDUSTRI LAIN

Pada 9  nopember 2017 bertempat di INDOFOOD rs. Pelni sharing tentang upaya perbaikan berkelanjutan kepada 60 pegawai grup indofood. Acara ini merupakan upaya indofood menggali pengalaman industri lain dalam melakukan perbaikan berkelanjutan, dimana hal ini diharapkan menjadi inspirasi bagi staf indofood untuk lebih giat lagi melakukan improving di area kerjanya. Acara ini berbarengan dengan diselenggarakannya lomba ide perbaikan bagi anak anak perusahaan indofood yang diikuti oleh seluruh anak perusahaan.