Peran perempuan sebagai mahkota dalam
beberapa lini kehidupan, terlihat seperti “crown”yang
terhias diatas kepalanya.Siapa saja melihat keindahannya, siapa saja mahfum bahwa
keberadaannya begitu istimewa.Sebagai pemimpin perempuan,crown tersebut menjadi hiasan belaka apabila saya tidak mempertahankankeyakinan
diri dan team saya untuk fokus pada
tujuan,pada cita cita dan termotivasi untuk menciptakan yang terbaik dari diri
setiap personal untuk meraihnya.
Wajah kesibukan seseorang,bergantung
pada bagaimana sebuah organisasi mendidiknya.Bagaimana setiap individu mengenal
sebaik mungkin prioritas utama dalam kesibukannya.Sebagai nahkoda sebuah kapal
besar yang sudah lama berlayar,kehadiran saya di Rumah Sakit PELNI harus memiliki
keberlimpahan semangat yang dimulai dengan mengetahui dengan pasti apa visi
misi atau tujuan saya,kemudian bergegas melangkah kesana dan membuktikan pada
team berupa tindak nyata.
Sejarah sangat menentukan langkah setiap
orang. Jauh sebelum dipercaya memimpin rumah sakit BUMN, jam terbang saya adalah
sebagai seorang spesialis Bedah Toraks Kardio Vascular.Ketika status mahasiswa
masih tersemat di fakultas kedokteran Universitas Indonesia,saya tercatat
sebagai student & instructor course
of Advanced Trauma Life Support (ATLS) kemudian mencemplungkan diri untuk
lebih mengasah dibidang yang sama,sebagai Trainer
course of Advanced Trauma Life Support.
Disini, ilmu kedokteran menggembleng
saya untuk menjadi sosok yang sigap tanggap karena sebuah profesi yang harus
mengerti masalah trauma trauma gawat darurat yaitu pasien bencana dan
kecelakaan.
Berjibaku dalam Advanced Trauma Life Support sebelum benar benar berpraktek sebagai
dokter spesislis,saya terbiasa untuk melakukan sesuatu dengan sebuah persiapan.Hal
ini mendidik kedisiplinan saya untuk aware
mulai dari hal hal kecil seperti mempersiapkan alat proteksi diri untuk
mencegah penularan penyakit yang mungkin dialami oleh penderita trauma yang
nantinya akan ditolong.
Belajar mengambil keputusan oleh tenaga
kesehatan untuk menentukan prioritas penanganan pasien darurat pun menjadi
kebiasaan yang tumbuh dan melekat dalam diri saya.Termasuk terlatih untuk
menilai cepat,mereview dengan sigap pasien mana yang benar benar perlu tindakan
saat itu juga.
Saya percaya bahwa investasi ilmu akan
terbayar dengan kesenangan kita menjalaninya.Pengetahuan dan Pendidikan adalah passport masa depan.Saya senang
membangun passion saya.Bila saya
serius melakukannya,maka saya tidak akan terlalu sulit berkembang.
Selama masih menjalankan masa masa training
mahasiswa Fakultas Kedokteran,tak jarang saya dihadapkan pada kondisi pasien
yang terancam nyawanya,yang saya pelajari dari alat alat pemeriksaan penunjang kesehatan.Pengalaman
berharga ini mengajarkan saya bahwa kita semua,sekalipun seorang master,
tetaplah harus menjadi murid.Harus terus belajar.
Sebagai seorang yang terjal berkecimpung
dalam dunia kesehatan, saya lebih gemar bertindak out of the box bahwa dunia kesehatan pun harus memiliki managemen
cita cita yang bernilai yaitu menyeimbangkan
pengabdian,keikhlasan,strategi dan rezeki,yang bagi saya harus diupayakan oleh
setiap orang sebagai buah bibir untuk masyarakat terutama dicontoh
keteladanannya.Di dunia manapun kita bereksistensi, menanamlah agar bisa
dinikmati oleh orang banyak.
Saya ingin merancang bangunan megah
dengan pondasi kokoh berupa love and give.
Pada dasarnya setiap pelayan masyarakat harus menempatkan dirinya sebagai care giver.Kebanyakan pemikiran umum
menganggap bahwa seorang pemimpin adalah seseorang yang unggul.Ya, memang
unggul karena menjadi pusat perhatian.Namun banyak yang melewati pemahaman yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang inisiator sangat berkaitan dengan bagaimana
caranya berpikir,bagaimana ia merasakan (peka),bagaiamana ia memfungsikan,
bagaimana cara hidupnya,dan bagaimana kegigihannya untuk menjadi
sesuatu/menciptakan sesuatu yang transformatif.
Maka KAIZEN menjadi terobosan unggulan
RS PELNI dalam masa transformasi.Kaizen sengaja kami gaungkan sebagai konsep
manajemen rumah sakit PELNI karena memiliki arti yang begitu dalam. Istilah
dalam Bahasa Jepang ini memiliki makna
perbaikan yang berkesinambungan.Fokus pada upaya perbaikan yang terus menerus
yang melibatkan seluruh pekerja,mulai dari level bawah sampai atas.
“Great
things in business are never done by one person.They’re done by a team of
people” saya setuju sekali dengan pernyataan
Steve Jobs ini.Seberapa mahal harga dari sebuah perubahan? Adalah dengan segera
mengeksekusinya. Pada 2016 saat acara Festival Kaizen Nasional, saya bersama
rumah sakit PELNI mengundang seluruh rumah sakit se-Indonesia agar hadir dalam
acara penting ini ,untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait
implementasi Kendali Mutu dan Kendali Biaya Berbasis Lean Management.Saat itu
saya mengharapkan Lean Management akan meningkatkan kemampuan manajemen masa
kini menghadapi tantangan yang kebih berat ditahun 2017
Rumah Sakit PELNI yang terletak di pusat
kota dan Badan Umum Milik Negara ini,bagi saya sangatlah patut menjadi teladan
bangsa dalam menggagas inovasi.Itulah mengapa sejak awal tapak kaki saya di tahun 2014, saya mendidik
diri agar melahirkan team yang terdidik yang secara konsisten Lean Management
dan Metode Kaizen dengan hasil memuaskan dari sisi perbaikan waktu layanan dan
saving cost.Kabar gembiranya,hal ini sudah diikuti oleh beberapa rumah sakit di
Indonesia.
“If
people like you, they listen to you and if people trust you, they will do
business with you (Zig Ziglar)
Disukai kemudian dipercaya. Inilah
kecemerlangan sebuah branding.Dua kata yang sederhana sekali tetapi butuh
effort besar untuk mewujudkan dan mempertahankannya.Membuat perencanaan dan
bekerja.Utama bagi saya adalah pembenahan sumber daya manusia dan fasilitas
rumah sakit didalamnya.Disinilah fungsi saya sungguh saat berperan bukan
sebagai label orang nomor satu di rumah sakit saja tetapi belajar dan terus
mempelajari bahwa setiap sumber daya manusia pada dasarnya memiliki potensi
yang baik, memiliki nurani yang baik, memiliki kecerdasan yang bisa diasah lalu
kemudian yang seringkali terlewati adalah mereka tidak oprimal mendapatkan motivasi dari pimpinan organisasinya.
“Pola
pikir saya dan team saya harus segera berubah.Kemudian akan disusul perubahan
rumah sakit ini.”
Menilik masa kebelakang,saya melahirkan
Unit Pelayanan Jantung Terpadu di salah satu rumah sakit umum terbesar di
Jakarta.Lalu kemudian gagasan tersebut menjadi embrio bagi unit unit serupa di
berbagai rumah sakit.Apa yang sudah saya gagas bagi saya adalah guru untuk diri
saya sendiri bahwa di manapun diri ini berada,saya (baca:kita) harus memiliki
visi yang jelas.
Mengapa saya memilih menjadi dokter?
Alasannya karena saya ingin menolong orang banyak.Rumah kedua saya tentunya
adalah rumah sakit. Sebuah company,sebuah
wadah maka pasti bersinggungan dengan kekuatan brand. Saya meyakini hidup dan
berjalannya brand sangat dipengaruhi oleh reputasi seseorang.Reputasi tersebut
dibayar dengan terus bekerja keras,melakukan perubahan dengan sebaik mungkin.
Banyak orang bertanya mengapa sebagai
seorang dokter,saya ikut terjun mengurus tetek bengek yang terkait repotnya
urusan operasional dan manajerial?
Dunia manajemen sempurna menarik
perhatian saya karena manajemen mempunyai peranan besar membuat aturan yang
berpihak kepada masyarakat.Kekuatan yang mendorong kuat dari dalam diri saya,
yang sulit sekali diabaikan adalah keinginan saya untuk terus bermanfaat di
manapun saya menghidupkan karir saya.Sebagai sseorang dokter dengan banyak
membantu penyelematan, pertolongan pertama pada kesehatan seseorang, maka dalam
manajemen saya akan bermanfaat menggagas sesuatu untuk perubahan.
Setiap keputusan mempunyai alasan.Pengalaman
mahal selama perjalanan, pasti menggerakkan keputusan seseorang di tahap
selanjutnya. Jika memutar rekaman ingatan ke tahun 2002-2003, zaman di mana
masih sulit untuk bayi bayi yang memiliki kelainan jantung bawaan mendapat
akses pelayanan dan pengobatanpun sangat mahal.”Saya harus berbuat.” Begitulah
dorongan hati yang tak bisa saya tahan lajunya.
Bersama beberapa teman,saya mendatangi
Askes,Gakin,Lembaga ,perusahaan dan perorangan yang kuat finansial,mendekatkan
mereka dengan masyarakat yang membutuhkan.Lewat pengalaman itulah saya
sepenuhnya sadar bahwa melalui aturan manajemen ,kemudahan bisa diciptakan
bukan untuk pasien jantung saja tetapi pasien dengan gagal
ginjal,stroke,berbagai macam penyakit lain bisa dibuat sistemnyadan pasien
mendapatkan akses yang mudah.
Mengadopsi energi negatif menjadi
sesuatu yang positif, bagi saya adalah keharusan yang mutlak diperjuangkan.Pemimpin
harus bertindak, bukan hanya berkata-kata.Lalu kemudian segala impian bisa menjadi kenyataan. Ini terjadi pada
beberapa cerita hidup saya sepanjang menikmati peran sebagai seorang dokter.
Saya ingin terus berpihak pada masyarakat
kecil agar mudah mengakses layanan kesehatan.Karena dorongan tersebut,saya
mendirikan sebuah yayasan untuk membantu anak-anak dengan gangguan
jantung.Tidak ada yang terlalu sulit dijalani bila punya kemauan kuat. Saya
memulainya dengan mencari dana dari bazaar menjual lukisan,menjual batik,menghubungi
AsKes,Gakin serta lembaga dan perseorangan untuk membantu pendanaan.Setiap
manusia punya kesibukan masing-masing.Boleh sibuk,asal punya peran.
Komentar
Posting Komentar