Pernahkah menemukan gembok
pikiran?
Pernahkah menembus batas pikiran?
Dari kedua pilihan tersebut, mana
diantaranya yang sangat membantu kehidupan kita? Sesungguhnya orang pintar tak
harus mengerti semua hal tetapi wajib mempelajari banyak hal. Gembok
pikiran itulah yang membunuh “people”dalam
berinovasi.Termasuk bagaimana sikap seseorang ketika menerima sebuah perubahan.
Sebuah pemandangan yang tak bisa
disembunyikan ketika seluruh rumahsakit provider BPJS dibanjiri pasien.Sementara BOR(Bed Occupancy Ratio) setiap rumah sakit
adalah sekitar 70-80 persen.Maka tak jarang kini ditemukan seluruh kamar rawat
inap terisi 100 persen sejak ada Jaminan Kesehatan Nasional BPJS.
Harus berani diakui bahwa
seiringnya animo masyarakat akan antusiasme menjadi peserta BPJS, sama padatnya
dengan masalah di lapangan masih sangat pelik ketika menghadapi tantangan dan
hambatan yang dihadapi praktisi layanan kesehatan di era JKN.
Saya menghadapi betul bagaimana
keluhan operasional BPJS menjadi suara vocal yang tak kunjung berhenti.Baik
dari masyarakat ataupun pasien, baik dari fasilitas kesehatan itu sendiri
sampai dengan politisi.
Ketika carut marut terdengar
begitu bising, saya bergegas mengambil peluang dari Jaminan Kesehatan Nasional
sebagai moment untuk bertumbuh.Konsep JKN pembayaran dengan paket ,eranya orang
mendapatkan nilai dari apa yang dibayar,kalau bisa lebih dari yang mereka
bayar.
Bagaimana menciptakan nilai ini
sangatlah tidak mudah. Saya memulainya dengan mencoba menerapkan seluruh
kemampuan manajemen untuk menciptakan fusion
experience,kualitas layanan terbaik ,value
added bagi pasien.Nilai adalah outcome,sembuhnya direncanakan (by plan) bukan sembuh by lucky.
Masuk era JKN, saya lebih
memfokuskan pada SDM,pemilihan strategi dan leadership yang harus kuat.Dalam
hal ini leader harus mengajak para manajer benar benar mengerti bisnis
proses,manajer bersama prontliner ketika menghadapi masalah. Sebenarnya masalah
yang terjadi di rumah sakit bukan masalah masalah besar tetapi masalah kecil
yang menumpuk.Maka yang menumpuk inilah yang harus diselesaikan oleh manajer.Leader
harus mau turun ke lapangan sehingga strategi dan eksekusi cepat teratasi.
Saya melihat carut marut ini
sebenarnya bersebab ketidakmengertian akan fungsi BPJS itu sendiri.BPJS sendiri
adalah jaminan pembayaran dari pemerintah yang segala sesuatunya diatur dalam
undang undang yang jelas.Tepatnya diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia
nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.Bahkan diatur
juga dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomot 71 tahun 2013 tentang pelayanan
kesehatan pada jaminan kesehatan Nasional. Sungguh butir butir dalam undang
undang tersebut sangat gamblang hanya saja sosialisasinya yang kurang.
BPJS maupun “other payer”
mempunyai cash flow masing-masing.Dalam BPJS,jaminan pembayaran diatur oleh
pemerintah dan Permenkes. Sementara other payer berdasar perjanjian
kerjasama.Waktu pembayaran BPJS adalah 15 hari setelah klaim diterima
lengkap,sementara other payer 1- 2 bulan
tergantung isi perjanjian kerjasamanya.Metode persetujuan pengobatan BPJS dapat
langsung dilaksanakan sesuai dengan pelayanan yang diatur pada undang-undang
sementara other payer seringkali membutuhkan klarifikasai persetujuan yang
membutuhkan waktu. Pada pelayanan BPJS, proses administrasi rwat inap pada
waktu akan pulang sangatlah mudah sementara other payer membutuhkan klarifikasi
ke payer apakah ada access yang perlu dibayar.
Saya menyosialisasikan hal baik
ini kepada team saya secara keseluruhan.Apa sajakah yang dibutuhkan pasien ? Easier,Better,Faster,Affordabledi mana
hal ini tidak boleh membeda bedakan status pasien. Semua memerlukan hal yang
sama maka saya mendidik Rumah Sakit PELNI menerapkan pelayanan yang sama pada
setiap pasien.
Toh tidak ada sedikitpun kerugian
yang dialami rumah sakit dengan adanya JKN BPJS.
Sebagai provider program
pemerintah ini,saya mengerahkan semua team untuk mendapatkan product knowledge dimulai dari membentuk
unit casemix(costing,coding,verifikator), sosialisasi sistem klaim ke masing-masing
unit terkait mengenai kelengkapan berkas,proses pelayanan dan kelengkapan
klaim). Kemudian membuat dan melaksanakan business process administrasi klaim
yang efektif dan efisien sehingga mampu melaksanakan sesuai tujuan.Membuat
standarisasi proses,membuat target kerja masing-masing unit terkait dan
terakhir adalah jangan pernah bosan mengevaluasi perbaikan.
JKN adalah masa depan!
Sebuah terobosan akan terbuktinya
keadilan merata untuk seluruh rakyat Indonesia.Sejatinya para praktisi
kesehatan di Indonesia wajib merubah mindsetnya dalam melihat JKN sebagai
kesempatan dan peluang baik.Setiap tantangan layanan melahirkan inovasi dalam
pelayanan.Percayalah! dan setiap rumah sakit akan terdidik mandiri, dengan
sendirinya tergerak untuk menciptakan hal hal baru dari masuknya regulasi
pemerintah.Sebaiknya mengenal lebih baik dahulu karena apa yang saya alami,
BPJS kesehatan cukup membuka diri terhadap berbagai masukan dari providernya.
Saya ingin sinergi antara setiap
provider dengan BPJS terus beriringan .Sebagai contoh,Rumah Sakit PELNI sendiri
tidak main main membangun kesiapan sendiri untuk me-manage jenis jenis kegiatan
yang berhubungan dengan proses dalam BPJS.
Saya membuat tiga elemen utama
yaitu petugas administrasi,petugas rekam medis serta dokter dan petugas
administrasi.Petugas administrasi mempunya wewenang untuk melakukan costingyaitu menghitung biaya dari
seluruh rangkaian perawatan pasien dari pasien masuk hingga pulang.Sehingga
menjadi satu episode pelayanan.
Petugas Rekam Medis memiliki
wewenang Codingyaitu kegiatan
memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai dengan ICD-10
serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD-9CM.
Dokter dan Peugas Administrasi
mempunyai wewenang memverifikasi yaitu proses menentukan fakta-fakta kebenaran
dari proses identifikasi kasus .Veriifikasi internal rumah sakit menjadi
verifikasi medis dan verifikasi administrasi.
Believe yaitu keyakinan. Bagi
saya ini adalah pedoman setiap saat saya dihadapkan pada tantangan baru.Sebelum
membangun believe systemdalam
organisasi yang saya pimpin,terlebih dahulu saya membangun believe systemdalam diri saya sendiri.yaitu keyakinan yang
mandarah daging yang saya hasilkan dari kumpulan pikiran pikiran positif. Believe system yang tertanam,lama kelamaan
akan menjadi sikap bahkan bisa menjadi prinsip hidup seseorang. Dan saya sangat
memercayai hal tersebut.
Believe
system ini
sekarang saya tularkan kepada seluruh staff yang berada dibawah organisasi yang
saya pimpin. Jadi kapanpun waktu menggiring kita pada banyak perubahan dan
pembaharuan maka pemikiran pemikiran yang dihasilkan adalah pemikiran positif.
Melanjutkan sinergi antara BPJS
Kesehatan dan Rumah Sakit PELNI, maka saya melanjutkan perubahan dalam proses
sebuah klaim. Setelah lebih menyiapkan diri dengan membuat tim costing,coding dan verifikator,langkah
selanjutnya adalah memaksimalkan cross
functional teamwork kemudian sosialisasi pada semua pelaksana proses.
Dilanjutkan dengan membuat standar-standar proses dari masing-masing tahapan
klaim. Terakhir yang tak kalah penting dan harus menjadi hal yang utama juga
adalah lebih menjalin komunikasi dengan verifikator eksternal dalam kata lain
menjadi partner yang baik.
Proses klaim pun,saya bagi
menjadi proses klaim dalam bisnis proses rawat inap danbisnis proses rawat
jalan.Tentu dalam setiap ide ide perbaikan yang tercetus, tak akan luput dari
adanya tantangan atau masalah. Sebagai contoh, kami di Rumah Sakit PELNI
memiliki sebuah tempat yang diberi nama “The
White Room”di sanalah para SDMberjibaku
dengan Claim Process Center,
Multidisipline, One Piece Flow Work Methode, Work With Integrity,kemuadian
tidak lupa mengemas semua Bersama sebuah motto penting yaitu “Berkas Adalah
Uang.” Kami semua sangat terdidik untuk menghargai berkas dengan menempatkannya
dengan baik.
Beginilah kira-kira konsep
menembus batas pikiran yang diaplikasikan dalam menjalankan sebuah perubahan
besar.Sebagai provider BPJS nomor satu, kami Rumah Sakit PELNI terus menjaga
kualitas dimulai dari menyelesaikan proses klaim dengan baik yang dijalankan
lewat kerjasama lintas fungsi yang terjalin dengan baik,termasuk dengan
verifikator eksternal. Diperlukan juga re-design proses bisnis untuk akurasi
dan ketepatan waktu pembayaran klaim.Tidak ada kata rugi.Yang ada hanyalah
inovasi.Masih ingat bukan dengan believe
system ? maka peliharalah pikiran positif dalam diri kita masing masing.
“Tidak ada yang bisa mengalahlan
ketekunan.”
Untuk menjadi Role model,bukanlah seperti membangun
candi dalam satu malam.Rumah Sakit PELNI sendiri mengalami proses berbeda
setiap tahunnya. Katakan saja dalam
Casemix Unityaitu tempat pengolahan data rekam medis pasien pemegang Kartu
Jaminan Nasional, sebuah lini yang memegang historical
penting dalam rumah sakit karena casemix
unitmemiliki tanggung jawab penting dalam urusan realisasi pembayaran klaim
BPJS Kesehatan.
Dalam lajunya,Historical Casemix dibentuk sejak April 2103 dengan SDM terdiri dari 1 orang
dokter,1 orang rekam medis, 1 orang bagian keuangan. Kemudian pada Januari 2014
dengan 1 orang dokter,2 orang rekam medis dan 2 orang keuamgan. Selanjutnya
pada Januari 2015 SDM yang terbentuk
terdiri dari 2 orang dokter,6 orang rekam medis dan 6 orang keuangan.
Sebuah perubahan yang tentunya melibatkan ketekunan dalam setiap pencapaian
setiap tahunnya.
Semua perubahan ini terjadi
karena dalam struktur perbaikan Rumah Sakit PELNI ada sumbangsih masukan dari
para praktisi kesehatan untuk perubahan dan perbaikan dengan usulan yang
konstruktif.Perubahan perubahan yang sudah dilakukan Rumah Sakit PELNI adalah
dengan melakukan kajian layanan biaya,kajian efisiensi dan lain sebagainya.
Rumah Sakit PELNI dalam melayani
pasien BPJS pun tetap menetapkan standar berupa 3Patient yaitu menetapkan
kebijakan yang lebih berpihak pada pasien, komitmen memberikan layanan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien dan menjaga keselamatan pasien.
What
Patient Need,Patient’s Right dan Patient’s
safety.
Tidak ada kata rugi dalam
pemikiran saya.Yang ada hanyalah inovasi.Rumah Sakit PELNI sudah dalam tahap
menjalankan inovasi inovasi tersebut termasuk sebagai provider BPJS dengan
kerja nyata berupa perubahan perilaku dari semua pihak yaitu pasien, manajer
rumah sakit, dokter,perawat dan frontliner. Budaya yang disematkan bersama
perubahan perilaku ini adalah perilaku yang berbudi,berkarya,lebih menghargai dan
melayani secara ikhlas semua program
yang masih dalam masa transisi.
Saya sebagai nahkoda Rumah Sakit
PELNI sangatlah menyadari secara utuh bahwa fungsi saya disini sangat
menentukan keberlangsungan perubahan besar yang perlahan sudah menjadi role
model bagi rumah sakit lain di seluruh Indonesia.Saya ingin menerapkan warisan
berharga kepada tm secara keseluruhan berupa kejujuran,integritas,niat untuk
menolong dan memberikan hasil layanan terbaik bagi pasien.Nilai nilai kemanusiaan
harus menjadi dasar pelayanan Rumah Sakit provider BPJS.
Tak kenal Lelah saya mewariskan
budaya budaya perubahan seperti juga misalnya hubungan antara dokter dan pasien
harus lebih baik,komunikasi yang baik antar dokter,perawat dan farmasi harus terus dijaga karena ini akan menjadi
satu tim yang berkolaborasi memberikan layanan paripurna bagi seluruh
pasien.Dalam hati saya sendiri, rumah
sakit bukan sekadar bisnis keuntungan tetapi bisnis kepercayaan. Apa jadinya
bila kehilangan kepercayaan dari rakyat di negeri ini ?
Komentar
Posting Komentar