Langsung ke konten utama

JKN momentum untuk RS menjadi TUMBUH

Bicara kesehatan, tentunya bicara lingkup medis. Jauh kebelakang, saya ingin mengajak teman teman sekalian untuk megenal bagaimana dunia medis dan penyembuhan,sudah ada kira-kira sejak  tahun 1025 ketika Ibn Sina selesai menulis bukunya yang akhirnya menjadi fenomenal dimata dunia yaituThe Canon Of Medicine– sebuah karya buku yang paling terkenal dalam sejarah medis.
Pada akhirnya buku ini menjadi standar untuk medis di dunia Eropa dan dunia Islam,sampai sampai ditulis ulang .Prinsip prinsip medis yang didiskripsikan dalam buku ini diajarkan di UCLA dan Universitas Yale antara lain sebagai bagian dari sejarah medis.

Buku Canon ini dianggap sebagai “Pharmacopoeia( Drug making)” pertama karena berisi hasil eksperimen sistematis dan ilmu fisiologi yang ter-ukur, deteksi sifat penyakit menular, pengenalan karantina untuk membatasi penyebaran penyakit menular, pemahaman berdasarkan bukti medis, eksperimen medis, percobaan-percobaan klinis, percobaan acak yang terkontrol, tes kemanjuran obat, clinical pharmacology, neuropsychiatry,  psikologi fisiologis, analisis faktor risiko, dan ide dari suatu sindrom pada diagnosa penyakit tertentu.

George Sarton, ayah dari sejarah ilmu pengetahuan, menulis dalam Pengantar Ilmu Sejarah: 
“Salah satu yang paling terkenal dari eksponen universalisme Muslim dan tokoh terkenal dalam ilmu pengetahuan di dunia Islam adalah Ibnu Sina, yang dikenal di Barat sebagai Avicenna (981-1037). Beliau terkenal sebagai salah satu pemikir cendekiawan yang paling besar dalam sejarah medis dunia. Kegiatan medisnya yang penting dibukukan dalam Qanun (Canon) dan pada sebuah risalah tentang pengobatan penyakit jantung. The ‘Qanun fi-l-Tibb’ merupakan encyclopedia medis yang sangat besar dan lengkap pada jaman itu. Berisi beberapa hal yang memperjelas pemikiran tentang perbedaan 
mediastinitis dari pleurisy, penularan alamiah phthisis (tuberculosis paru), penyebaran penyakit melalui air dan tanah, deskripsi kehati-hatian dalam penanganan masalah kulit,  penyakit seksual dan sifat abnormal, dan penyakit ringan pada saraf.”

Buku ini menjelaskan penyebab penyakit dan kesehatan. Ibnu Sina percaya bahwa tubuh manusia (yang sakit) tidak dapat kembali sehat (seperti sediakala) kecuali penyebab penyakit dan faktor-faktor yang membuat sehat lagi ditentukan.
Pernyataan tentang tubuh manusia (yang sakit) tidak dapat kembali sehat (seperti sediakala) kecuali penyebab penyakit dan faktor-faktor yang membuat sehat lagi ditentukan, menjadi pemikiran saya yang panjang tentang bagaimana saya yeng berprofesi sebagai dokter selain mampu menyembuhkan pasien dengan terencana bukana karena keberuntungan, bagaimana saya sebagai seorang dokter menciptakan kualitas pelayanan terbaik dan memberikan value added bagi pasien.Pemikiran ini seperti berlomba-lomba dalam benak dan hati saya. Saya ingin menjadi “inisiator” bukan untuk kepentingan pribadi tetapi lebih kepada sebar ilmu bermanfaat yang pamjang usianya.
Cerita Ibn Sina dengan bukunya tersebut diatas,menjadi motivasi besar bagi siapapun untuk membuat perubahan baik yang dirasakan efektifitasnya, dirasakan manfaatnya oleh dunia.Hal kecil dari saya dan tim di Rumah sakit PELNI adalah ingin mewarisi ilmu Kaizen tanpa terkecuali kepada seluruh rumah sakit di Indonesia.
Di Indonesia ,Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah berlangsung sejak 2014 dengan tujuan utama untuk memberikan perlindungan cakupan kesehatan semesta (universal health coverage/UHC) yang ditargetkan bisa mencakup seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2019. Menurut skema proses kebijakan, JKN telah mencapai tahap pelaksanaan. Pelaksanaan kebijakan JKN telah berlangsung selama 3 tahun, sehingga perlu sebuah pemantauan untuk melihat sejauh mana kebijakan ini berkembang. Apakah JKN mampu bertahan sehingga menjadi kebijakan yang berkelanjutan? Apakah di tahun 2019 benar bisa tercapai jaminan kesehatan semesta untuk seluruh rakyat Indonesia ?
Kaitannya dengan era JKN bahwa ilmu kedokteran dan ilmu menajemen rumah sakit, harus menjadi ilmu yang terus menerus digali.Seperti apa yang digaungkan oleh Mark Zuckerberg bahwa sukses tergantung pada kemampuan kita menyelaraskan ketiga hal yaitu Iteration,Innovation dan Disruption
Ketiga pemikiran Mark Zuckberg tersebut menjadi senjata bagi saya dan tim KAIZEN untuk menjadikan era JKN menjadi momentum untuk berkembang.Bicara Disruption sama dengan mengenal kembali 1% aktivitas manusia di abad 21.Pada masa itu aktivitas manusia membuat banyak hal baru yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Kedua adalah mengenal  innovation secara nyata bahwa 3-9 produk terkemuka di dunia adalah hasil inovasi.Maka Rumah Sakit PELNI harus terus menerus membuat hal hal baru setiap harinya.Minimal ada pemikiran pemikiran baru untuk di eksekusi bersama sumber daya manusia yang juga terus dididik dengan budaya Kaizen.Terakhir adalah Iteration di mana ini merupakan 90% kegiatan manusia sehari-hari.Sebagai contoh, membuat hal yang sama dengan lebih baik.Kemudian Rumah Sakit PELNI menjadikan Iteration dan innovation sebagai budaya dalam lingkungan bekerja.
Kepemimpinan saya sendiri di era JKN ini tak luput dari LEAN Managemet. Lean management sendiri merupakan alat bantu manajemen untuk memperbaiki proses.Mempelajari pelajaran.Itulah Lean Management dalam rumah sakit.
“Jika anda menginginkan perubahan kecil,garaplah perilaku anda.Jika anda menginginkan perubahan besar dan mendasar,garaplah paradigm anda.” Begitulah apa yang dikatakan Stephen R.Covey.
Bagi kami Rumah Sakit PELNI,Kaizen dan Lean Manajemen adalah paradigma yang sudah digarap.Dari itu menghadapi era JKN, Rumah Sakit PELNI menjalankan tahapan tahapan Lean Manegement dengan mengeksekusi visi dan nilai dalam penerapan sehari-hari di rumah sakit.Tim Kaizen harus menyebarkan visi dan nilai tersebut kepada masyarakat agar menjadi nilai jual.Kemudian memetakan bisnis proses dan alirkan.Tim Kaizen pun terbiasa untuk cepat cepat mengindentifikasi hal hal kurang efisien yang membuang banyak waktu dalam proses.Maka ketidakefisiensian tersebut harus dieliminasi.Kaizen dalam lean management merupakan budaya kerja dan pengetahuan ,didalamnya ada management ide dan dokumentasi yang terkadang hampir jarang diperhatikan oleh management rumah sakit.Rumah Sakit PELNI memiliki standar sendiri yang dipatuhi oleh “people” didalamya kemudian semua inovasi yang ditemukan, tidak disimpan begitu saja tetapi dibagikan sebagai bentuk kepedulian dan pembelajaran.
Sepanjang karir saya sebagai praktisi kesehatan dan manajemen rumah sakit,menerapkan lean adalah sebuah perjalanan,bukan merasa sudah tiba pada tujuan .Sepeti kita tahu setiap perjalanan tidak selalu bersih tetapi tantangan tantanganlah yang mempercantiknya.dan saya begitu menikmati semua keindahan prosesnya.
Proses pelayanan rumah sakit adalah kumpulan aktivitas kerja yang dirancang secara sistematisyang bertujuan untuk melayani pasien.Sifatnya berurutan,midah dilaksanakan,mudah ditelusuri dan mudah diperbaiki serta memberi nilai tambahan bagi pasien.
Era JKN memang membawa pengaruh terhadap perubahan proses di rumah sakit.Dari itu,saya mengerahkan team untuk me re-design proses agara ada perbaikan berkelanjutan berbasis proses dan bisnis.Harus ada penerapan penerapan terhadap arus sehari-hari yang terjadi di rumah sakit dan arus tersebut adalah yang mahfum dikenal semua rumah sakit yaitu kepentingan pasien untuk rawat jalan dan kepentingan pasien untuk rawat inap.
Dalam RAJAL(Rawat Jalan) kepentingan pasien hanya untuk bertemu dokter dan memperoleh obat.Dalam RANAP (Rawat Inap kepentingan pasien bertambah yaitu setiap pasien membutuhkan kenyamanan selama proses perawatan).
Point terpenting dari sebuah pelayanan rumah sakit adalah terdapatnya kelengkapan penunjang medis dan penunjang nonmedis.Penujang non-medis yaitu Keuangan,Hukum,Pemasaran,Humas,IT,Tekhnik,Renstra,Asset, Angkutan, Casemix dan lain lain yang juga harus menjadi bagian dari penerapan Kaizen.Untuk penunjang medis yaitu Radiologi,Lab, Farmasi,Rekam Medis,Jenazah,Ahli gizi dll di mana keberadaanya saling berkesinambungan dengan  kelengkapan penunjang non medis.
Dalam implementasinya di era JKN, banyak sekali  masalah masalah umum dan utama dalam badan Rumah sakit PELNI diantaranya adalah kasus di pelayanan poliklinik.Satu yang tak bisa dihindari adalah sejak bermitra dengan BPJS ,pasien RS PELNI melonjak dari rata-rata 200 pasien perhari menjadi rata rata 1200 pasien perhari sehingga manajement rumah sakit harus aware terhadap konsentrasi kedatangan pasien.Selama ini pasien BPJS datang dipagi hari,di sisi lain layanan rawat jalan/poliklinik melayani pasien dari pagi sampai malam.Kemudian lambannya sistem pelayanan.Saya melihat pemandangan  ini dengan jelas ketika jam mulai praktek dokter jam 9 pagi hari sementara pasien BPJS mulai berdatangan sejak pukul 6 pagi. Hal semacam ini harus segera dibenahi karena terjadi penumpukan pasien dan antean yang tak berujung.
Sesegera mungkin tim kaizen bebenah agar tujuan akhir yang ingin dicapai adalah perbaikan pelayanan.RS PELNI terus meningkatkan nilai tambah pasien dari sisi qualitas pelayanan.Meningkatkan nilai tambah pasien dari sisi kecepatan pelayanan.Meningkatkan nilai tambah pasien dari sisi safety.
Era JKN sungguh terasa bagi saya adalah menggerakkan seluruh potensi yang ada untuk memperbaiki terus perubahan.Rumah Sakit PELNI dalam hal ini memberikan edukasi tambahan kepada semua lini staff-tanpa terkecuali untuk masuk kedalam kelas kelas improvement diantaranya Staff Qualification And Education,Management Of Information.Anti Fraud,Abbuse and Fraudelent Activity.
Nyata sekali JKN bagi Rumah Sakit PELNI adalah momentum untuk tumbuh dan berkembang karena rumah sakit diruntut memberikan pelayanan efisien,rasional dan efektif.Begitu pula perubahan perubahan dalam Rumah Sakit PELNI pada semua lini termasuk solusi aliran proses pelayanan,solusi permasalahan kedatangan pasien,solusi pelayanan parkir,solusi pelayanan pemeriksaan dan tindakan,solusi pelayanan farmasi,solusi pelayanan pasien pulang,pemesanan oba tpengadaan obat dan alat kesehatan,paket  tindakan operasi,paket IGD,kaizen keperawatan,implementasi layanan transporter,penerapan security network,pengembangan infrastruktur Rumah Sakit PELNI dan lai lain sampai dengan pem benahanElectronic Health Record kemudian me-review kembali zona apa saja yang terkena dampak sehingga kepemimpinan saya di era JKN untuk Rumah Sakit PELNI menghasilkan kesimpulan kesimpulan diantaranya

Pasca terjadinya peningkatan jumlah pasien BPJS,Rumah Sakit PELNI melakukan pembenahan besar-besaran di semua lini pelayanan pasien tidak terkecuali poliklinik.Lean Management dan metode Kaizen sangat membantu dalam proses pembenahan yang dilakukan. Kemudian semua solusi yang dibuat adalah buah pemikiran dari para petugas front liner yang dengan segala curahan pikirannya ingin mewujudkan pelayanan lebih baik kepada pasien BPJS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbaikan PELAYANAN RS berbasis LEAN MANAGEMENT

Setelah melewati tahun pertama implementasi INACBG di Indonesia, praktisi rumah sakit banyak sekali mendapat pelajaran berdasarkan pengalaman (learning by doing).  Dalam proses belajar yang terjadi secara massal dan pararel pada seluruh stake holder pelayanan kesehatan di Indonesia tersebut ada yang membawa organisasinya melalui tahun 2014 dengan gemilang, namun tidak sedikit pula yang mengalami kesulitan.  Terutama dikaitkan dengan adaptasi terhadap prospective payment system . Niat baik para praktisi rumah sakit di Indonesia untuk berkontribusi dalam program JKN, tidak semua berbuah manis. Banyak sekali aturan perundangan yang mengamanatkan konsep kendali mutu kendali biaya dalam pelayanan kesehatan,baik yang dikemukakan eksplisit maupun implisit. Dari UUD 1945, UU 39 th 1999 tentang Hak asasi manusia, UU no. 40 th 2004 tentang SJSN, UU no. 24 th 2011 tentang BPJS, PP 101 th 2012 tentang PBI, PP 86 th 2013 tentang Kepesertaan tenaga kerja, Perpres 111 th 2013 tentang

Catatan TAMU: Implementasi LEAN di RS. PELNI

'Lean Management' adalah metode *sistematis dan integratif* yang diimplementasikan secara berkesinambungan, untuk meminimalisir dan *mencegah adanya pemborosan* ataupun proses yang tidak bernilai tambah (non value added). Caranya adalah dengan  perbaikan berkelanjutan (continuous improvement), melalui pemetaan value stream (peta yang memperlihatkan proses nyata secara lebih rinci, mengandung informasi yang lengkap seperti tahapan proses, lead time, antrian, dan lain-lain). Proses yang biasa dilakukan di industri manufaktir ini *harus melibatkan seluruh karyawan,* baik dari tingkatan top management sampai tingkatan yang terendah. Sejalan dengan perkembangan, sekarang ini konsep 'Lean Management' tidak hanya dapat diterapkan di industri manufaktur, tetapi dapat diterapkan di perusahaan jasa, instansi pemerintah dan *pelayanan kesehatan (rumah sakit, dan sebagainya),* maupun lembaga pendidikan. Semua institusi tersebut dapat menerapkan 'Lean Management' untuk m

BERUBAH butuh ADRENALIN

Hidup itu…10 persennya adalah apa yang terjadi pada diri kita dan 90 persennya adalah bagaimana reaksi atau respon kita menghadapinya.Tenang atau keblingsatan? Dalam setiap ketakutan,orang banyak ngawur bicara, banyak marah-marah.Dalam ketenangan,orang banyak menjadi juara.Kalau saya sangat memercayai hal ini, bagaimana dengan anda ? Adakalanya keberuntungan,kemudahan menjadi sahabat sejati kita yang bersebab bukan karena Indeks Prestasi Kumulatif kita sangat sempurna saja. Lebih tersembunyi dari itu, orang yang dalam hidupnya memudayakan afirmasi yang baik-baik, akan membawa pengaruh langsung terhadap kualitas hidupnya.Jangan remehkan afirmasi. Afirmasi merupakan pernyataan deklaratif kuat yang dapat berefek membalik kepercayaan atau sikap negatif.Maka buanglah pikiran negatif kemudian menggantinya dengan pikiran positif.Untuk berdamai dengan tantangan,saya sangat membutuhkan kualitas pikiran positif karena saya percaya sekali afirmasi sangat membantu saya memperoleh sepaket